Cari di Sini

Minggu, 27 Januari 2013

Cara Penangkaran Cililin

Kandang penangkaran untuk pengembangbiakan cililin bisa menggunakan kandang penangkaran murai batu atau cucakrowo, yang biasanya memiliki ukuran cukup luas dengan wadah sarang berbentuk mangkuk terbuka yang terbuat dari rotan atau besek. Sebarkan beberapa bahan atau material penyusun sarang di dasar kandang, misalnya ijuk, daun kering, rumput, atau jerami kering, serta bahan lainnya yang diperlukan.



SARANG CILIN DI ALAM
Indukan Cililin dan Anaknya
Setelah proses perjodohan, burung bisa dimasukan ke kandang penangkaran untuk dikembangbiakan. Selama masa reproduksi, burung harus selalu diberikan makanan berprotein tinggi, serta multivitamin dan multimineral khusus untuk penangkaran.

Setelah mulai menata sarang, burung pun siap bertelur. Burung cililin hanya bertelur sebanyak 1-2 butir, dengan jumlah anakan menetas rata rata seekor dalam setiap musim berkembang biak.

Sejauh ini memang belum banyak penangkar burung cicilin di Indonesia. Jadi, inilah kesempatan bagi Anda untuk menjadi penangkar, sekaligus bisa mengurangi penggunaan cililin dari alam bebas.

Berikut ini juga langkah yang dapat memperkaya proses penangkaran Cililin yaitu:

LANGKAH 1. Menyiapkan dan memilih indukan.

Induk Jantan dan Betina disiapkan yang sudah siap kawin artinya Gacor dan bias adaptasi dengan manusia.

LANGKAH 2. Penjodohan indukan.

Penjodohan dilakukan dengan cara menempatkan sangkar secara berdekatan dalam waktu yang cukup lama sampai dengan tanda jodoh ada. Langkah ini bisa diselingi cara pemisahan sangkar dengan tujuan menyakinkan tanda jodoh yang biasanya kedua indukan akan saling memanggil atau bunyi bersautan namun cukup beberapa jam dalam sehari.

LANGKAH 3. Menyiapkan kandang tangkat dan tempat sarang buatan.

Kandang dan kelengkapan bahan kandang bisa menggunakan ukuran kandang tangkar Cucakrawa ( 2m x 2 m x 2 m ). Adapun kelengkapan bahan sarang bisa melihat dari bahan sarang burung Pentet/Cendet.

LANGKAH 4. Melepaskan indukan.

Waktu yang tepat untuk langkah ini adalah pada sore hari menjelang gelap karena diharapkan indukan ini akan segera mencari tempat untuk tidur. Khusus bagi penangkar yang mempunyai pekerjaan tetap sebaiknya dilakukan pada hari libur sehingga mempermudah pelaksanaan langkah berikutnya.

LANGKAH 5. Monitoring dan Kontroling.

Langkah ini digunakan Penangkar untuk memantau dan memeriksa hasil penjodohan yang telah dilakukan sehingga resiko kerugian akan dapat dicegah/ditekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar